Selasa, 29 Mei 2012
memang kau hanya diam
Tiba-tiba kau datang kepadaku,
memang kau hanya diam, tapi aku tau maksudmu, rindu, ya rindu yang membawamu datang kepadaku,
memang kau hanya diam, tapi aku tau maksudmu, malu, ya malu yang membuatmu tak berani berkata apa-apa,
memang kau hanya diam, tapi aku tau..
lalu kau pergi, mungkin sekarang giliranku yang diam, dan kau tak perlu tau
Senin, 14 Mei 2012
TAK ADA YANG LEBIH BAIK...
TAK ADA YANG LEBIH BAIK...
Dari delapan
gelar Scudetto.
Dari Promosi dari Serie B.
Dari satu gelar Coppa Italia (semoga bisa dua).
Dari empat Piala Super Italia.
Dari satu gelar Liga Champions.
Dari satu Piala Super Eropa.
Dari satu Piala Interkontinental.
Dari satu gol ke gawang Fiorentina.
Dari satu gol bergaya Del Piero.
Dari satu gol di Tokyo.
Dari air mata saya.
Dari satu gol di Bari.
Dari sebuah gol backheel dalam derby.
Dari satu gol untuk Avvocato.
Dari lidah yang menjulur dalam laga melawan Inter.
Dari satu assist untuk David.
Dari gol nomor 187.
Dari satu gol di Jerman.
Dari Berlin.
Dari satu gol melawan Frosinone.
Dari menjadi top skorer di Serie B.
Dari menjadi top skorer di Serie A.
Dari standing ovation di Bernabeu.
Dari 704 pertandingan dalam balutan hitam dan putih.
Dari 208 gol.
Dari gol tendangan bebas yang membawa Scudetto.
Dari satu gol melawan Atalanta.
Dari rekor apapun.
Dari jersey nomor 10 dengan nama Del Piero.
Dari ban kapten.
Tak ada yang lebih baik dari apa yang telah kalian berikan selama 19 tahun ini. Saya bahagia karena kalian telah tersenyum, gembira, menangis, menyanyi, berteriak untuk saya dan bersama saya.
Tak ada warna yang lebih indah bagi saya selain hitam dan putih. Kalian semua telah membuat mimpi saya menjadi nyata. Lebih dari apapun, hari ini saya hanya ingin mengucapkan TERIMA KASIH.
Yang selalu di sisi kalian
Alessandro
Dari Promosi dari Serie B.
Dari satu gelar Coppa Italia (semoga bisa dua).
Dari empat Piala Super Italia.
Dari satu gelar Liga Champions.
Dari satu Piala Super Eropa.
Dari satu Piala Interkontinental.
Dari satu gol ke gawang Fiorentina.
Dari satu gol bergaya Del Piero.
Dari satu gol di Tokyo.
Dari air mata saya.
Dari satu gol di Bari.
Dari sebuah gol backheel dalam derby.
Dari satu gol untuk Avvocato.
Dari lidah yang menjulur dalam laga melawan Inter.
Dari satu assist untuk David.
Dari gol nomor 187.
Dari satu gol di Jerman.
Dari Berlin.
Dari satu gol melawan Frosinone.
Dari menjadi top skorer di Serie B.
Dari menjadi top skorer di Serie A.
Dari standing ovation di Bernabeu.
Dari 704 pertandingan dalam balutan hitam dan putih.
Dari 208 gol.
Dari gol tendangan bebas yang membawa Scudetto.
Dari satu gol melawan Atalanta.
Dari rekor apapun.
Dari jersey nomor 10 dengan nama Del Piero.
Dari ban kapten.
Tak ada yang lebih baik dari apa yang telah kalian berikan selama 19 tahun ini. Saya bahagia karena kalian telah tersenyum, gembira, menangis, menyanyi, berteriak untuk saya dan bersama saya.
Tak ada warna yang lebih indah bagi saya selain hitam dan putih. Kalian semua telah membuat mimpi saya menjadi nyata. Lebih dari apapun, hari ini saya hanya ingin mengucapkan TERIMA KASIH.
Yang selalu di sisi kalian
Alessandro
You'll always be my Captain, Alessandro Del Piero
Gombal Warming
"Neng, kapan dateng? Kok
tiba-tiba udah ada di hati abang?” - @emiarfan
Dari sekian banyak tweet gombal gue, gue paling suka sama
tweet gombal di atas, sederhana tapi dalem, kaya perasaan aku ke kamu. Cukup mi!
Dulu, gombal merupakan hal yang jarang ditemui, tapi sekarang
semua orang bisa gombal, dan semua hal bisa digombalin, tidak lain dan tidak
bukan karena rakyat Indonesia udah kena Gombal Warming, salah satu korbannya
itu gue.
Semua berawal dari twitter, ya dari akun @Anjinggombal , sebuah
akun anonim yang tweet-tweetnya tentang gombalan-gombalan dari para
followersnya. Gue follow dia karena tweet-tweetnya lucu dan unik, akhirnya gue
suka buat gombalan-gombalan ke @Anjinggombal biar di RT,dan ternyata gue
berbakat.
Gue ngegombal biasanya cuma buat bahan lucu-lucuan aja, tapi
karena terlalu sering jadinya temen-temen gue nganggepnya gue tuh gombal mulu,
padahal ga juga. Buktinya gue dulu waktu masih pacaran sama wanita yang sangat
gue sayang (iyalah namanya juga pacar), gue ga suka gombalin dia, malah dia
pernah ngeledek gue kalo yang digombalin masa twitter mulu, ke pacarnya kagak, oh
ternyata dia mau juga toh digombalin, cie.
*blank sebentar*
Semakin hari gombal makin sering dipakai buat bahan
becandaan, contohnya di OVJ, padahal gombalannya ga bagus tapi ya namanya juga
pelawak mah jadi lucu aja. Efek Gombal Warming kian terasa setelah adanya kuis
ngegombal, ya @Anjinggombal bikin kuis ngegombal bertema belanja.
“Belanja sama kamu gak
bisa fokus, bukan liatin barangnya malah liatin kamu terus” - @emiarfan
“Maaf, sepertinya
belanjaannya ketuker deh, yang kamu bawa itu hati aku.” - @emiarfan
Anjirlah gue menang kuis ngegombal, seneng banget, ini
pertama kalinya gue berhasil menangin kuis, kuis gombal, kuis yang aneh. Hadiahnya
itu gue beliin sesuatu yang akhirnya jadi pemberian terakhir gue buat wanita yang
sangat gue sayang, sedih deh, nombokin sih.
*blank lagi*
Sebagai seorang gombalis yang terpilih jadi Duta Gombal
Warming, akhirnya gue pun melakukan Gombalisasi di sebuah tempat baru dalam
hidup gue, GML, Gombal Music Lab.
“GML, Gue Merindukan
Lo.” - @emiarfan
Jumat, 11 Mei 2012
Cinta ga pernah salah, yakin?
“Cinta ga pernah salah” – Anonim.
Kita pasti
sering denger statement di atas, pernah nyadar ga sih siapa yang pertama kali
buat itu statement? Lalu sejak kapan? Ga pernah? Baru kepikiran sekarang? Kalo
lo baru kepikiran dengan pertanyaan gue berarti lo bukan orang yang kritis,
kalo lo pernah kepikiran sama pertanyaan gue berarti lo orang yang kritis,
kenapa kritis? Ya karena lo malah sibuk mikirin siapa penemu statement itu, lo
jadi lupa topik cerita yang gue tulis ini untuk apa, gue mau ngomongin cinta,
bukan penemu statement di atas. Tetep kepikiran? Sudah makan dulu sana.
Gue
mau buat beberapa cerita dalam cerita ini, pertama cerita tentang jatuh cinta
sama seorang sahabat.
Jatuh cinta sama seorang sahabat,
menurut kalian gimana? Menurut gue, ini sebaiknya dihindari karena resikonya
gede, tapi ga salah. Kalo jadian trus nikah, ga ada masalah. Nah, kalo jadian
trus putus? Kehilangan pacar sekaligus sahabat, ini baru salah, tapi tetep bukan
salah cinta, melainkan salah temen-temen cinta.
“Salah gue? Salah temen-temen gue?” – Cinta,
Ada Apa Dengan Cinta.
Gue pernah
ngalamin ini. Tahun pertama kami kenal, kami cuma temen biasa, lumayan
deketlah. Tahun kedua kami jadi sangat deket, dalam konteks pertemanan ya, bisa
dibilang kami jadi sahabatan deh. Memasuki tahun ketiga, mulai ada rasa-rasa
yang ga wajar sebagai seorang sahabat. Masa sih gue jadi suka sama dia, dia
gimana ya? Gue berkomunikasi tiap hari sama dia, lewat sms, telepon rumah,
sampe miscalled 3 detik. Inget ga kalian? Hayo ngaku deh.
Dulu smsan
masih mahal, Rp350,- per sms, ga ada paket-paketan, sms aja mahal apalagi
telpon, jadi kalo mau telpon lewat telepon rumah. Tiap hari smsan, dan hampir
tiap hari telponan. Ada aja yang kita omongin, dari hal yang ga penting sampe
hal yang lebih ga penting. Namanya juga sahabat.
Kadang dia
suka ngambek sama gue, kalo gue lagi maen PS. Ya, kalo gue lagi maen PS ga ada
yang bisa ganggu, termasuk dia. Tapi ngambeknya bentar kok, besoknya juga dia
yang sms gue duluan lagi. Dia itu bawel banget, banyak banget yang diomongin
sama dia, gue lebih sering denger dibanding ngomong. Gue seneng sih, jadi kami
ga pernah kehabisan bahan obrolan.
Gue jadi
bingung sama perasaan gue, gue sering bertanya pada diri gue sendiri sebenernya
hubungan kami seperti apa sih, cuma sahabatan, really? Gue sering mencoba untuk
ngebahas tentang hubungan kami yang semakin ga wajar, tapi dia ga pernah mau,
trus dia ngejauh gitu. Nah, ketika gue mulai ngejauh, dia yang deket-deketin
gue. Cewe tuh kenapa sih?
Pada suatu
saat, akhirnya gue ngomong sama dia dalam keadaan emosi, gue bilanglah ke dia
sebenernya maunya apa, ketika gue deketin dia ngejauh, ketika gue ngejauh dia
deketin. Trus dia bilang kalo dia udah mulai sayang sama gue, tapi dia juga
bingung sama perasaannya. Gue nyuruh dia jangan sering-sering sms gue, tapi dia
ga bisa, akhirnya kita bener-bener pisah.
Gue sayang
sama dia, dia juga sayang sama gue, tapi kita ga jadian, karena kesalahan gue,
emosi, bego lo mi.
Setahun kita
ga berhubungan, setelah itu kita berhubungan lagi. Awalnya masih kaku tapi
lama-kelamaan jadi deket lagi. Smsan lagi, telpon-telponan lagi, kali ini malah
lebih sering telpon-telponan pake HP. Pernah yah kami telpon-telponan dari jam
11 malem sampe subuh, dan itu terjadi beberapa kali. Setelah semua itu,
akhirnya gue menganggap dia cuma sebagai temen deket, kenapa? Karena gue ga mau
jatuh cinta sama sahabat, kalo sama temen deket kan boleh.
Ketika kami
udah saling dewasa, ya kami mah nyantai aja kalo inget masa lalu. Sampai detik
ini kami masih berteman dengan baik. Kadang kami suka saling ngeledek tentang masa lalu kami, jadiin bahan
becandaan aja. Ada satu pertanyaan yang paling dalem,
“Emi, kalo
dulu kita jadian, masih sampe sekarang ga yah?”
Dan jawaban
gue selalu sama...
Menurut kalian, cinta gue salah?
Cinta temen-temen gue salah?
thisishit
Yak, akhirnya gue memutuskan buat menulis walaupun sebenernya
mengetik tapi tetep bilangnya menulis, tapi sebenernya bukan menulis sih emang
beneran ngetik, tapi ya emang namanya beginian tuh menulis. Nah kalo kita
debatin terus masalah beginian ya bakal selesai, *ambil napas*
Lanjut,
Terinspirasi dari beberapa blog temen, ya gue juga pengen
ikutan bikin blog, sebenernya sih dari dulu pengen buat tapi gue bukan tipe yg
bisa menulis, lebih bisa jadi pengetik, nah kan mulai lagi lama-lama berantem nih
kita…
Ni ceritanya pembukaan, yah begitulah
kira-kira
Langganan:
Postingan (Atom)